Pada malam naas tersebut, Anggi sedang berada di rumah bersama keluarganya. Namun, ketika semua orang terlelap, pamannya yang berusia 40 tahun, yang tinggal tidak jauh dari rumahnya, datang dengan niat jahat. Dalam kondisi yang tidak terduga, pamannya berhasil memaksa Anggi untuk mengikuti kehendaknya. Menurut saksi mata, suara tangisan Anggi yang meminta tolong terdengar, namun tidak ada yang berani mendekat karena ketakutan. Kejadian ini berlangsung dalam waktu yang sangat singkat, tetapi dampaknya akan terasa seumur hidup.
Detik Mengerikan Anggi Diperkosa Lalu Dibunuh Pamannya
Setelah melakukan tindakan keji tersebut, pamannya tidak berhenti sampai di situ. Dalam upaya untuk menutupi jejak kejahatannya, ia kemudian mengambil langkah lebih jauh yang membuat masyarakat semakin terkejut. Anggi yang sudah tidak berdaya dibunuh secara brutal. Jenazahnya ditemukan di pinggir hutan tidak jauh dari rumahnya keesokan harinya. Penemuan tersebut memicu kepanikan di kalangan warga desa, yang langsung melaporkan kejadian ini kepada pihak berwenang.
Tim kepolisian yang segera turun tangan melakukan penyelidikan. Dengan berbagai bukti dan informasi dari saksi, pamannya yang menjadi tersangka utama segera ditangkap. Pengakuan awalnya menunjukkan bahwa ia melakukan kejahatan terhadap Anggi karena dorongan biologis yang tidak bisa ia kendalikan.
Kasus ini bukan hanya mencerminkan persoalan individu, tetapi juga memperlihatkan masalah struktural yang ada dalam masyarakat. Banyak orang tua yang merasa takut untuk melaporkan tindakan kekerasan seksual, terutama jika pelakunya adalah anggota keluarga sendiri.
Masyarakat pun mulai bergerak.Mereka menyerukan perlunya tindakan tegas terhadap pelaku dan dukungan lebih bagi korban. Gerakan ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak dapat lagi diam melihat maraknya kekerasan seksual yang menimpa anak-anak.
Pihak kepolisian berkomitmen untuk membawa kasus ini ke pengadilan dan memastikan bahwa pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal. Dalam waktu yang sama, berbagai organisasi non-pemerintah mulai merintis program edukasi seksual dini dan pendampingan bagi korban kekerasan.